Pernah nggak sih, kamu ngerasa terpaksa bilang "iya", padahal hatimu berontak? Entah itu nemenin temen hangout padahal lagi capek, atau tetap nge-chat balasan panjang walau kepala udah cenat-cenut. Kadang kita bingung: mana empati, mana eksploitasi.
Dan di situlah pentingnya healthy boundaries — batasan sehat yang bikin kamu tetap jadi kamu, tanpa kehilangan diri sendiri cuma karena pengen “diterima”.
Banyak orang takut dibilang “jahat” atau “sombong” kalau mulai belajar jaga jarak. Padahal faktanya: batasan itu bukan benteng buat menjauh, tapi pagar buat menjaga. Kamu tetap bisa sayang, tetap bisa peduli, tapi juga tahu kapan harus berhenti sebelum burnout.
Contohnya simpel:
Itu bukan egois. Itu sadar kapasitas diri.
Karena masa remaja adalah masa “coba-coba”. Coba berteman, coba pacaran, coba percaya. Tapi kadang, saking pengennya cocok sama semua orang, kita lupa satu hal: cocok sama diri sendiri dulu penting banget.
Dengan punya batasan, kamu bakal:
Nggak usah ribet. Mulai dari hal-hal kecil yang sering kamu abaikan:
Kalau kamu masih bingung, atau pernah dilema pas bikin batasan pribadi, kamu bisa kok cerita dan ngobrol bareng pendengar sebaya di curcool.com — ruang aman buat belajar jujur sama perasaan sendiri. Tanpa takut dihakimi. Tanpa drama. Tanpa ngebandingin luka.
Karena menjaga batas, artinya menjaga dirimu tetap utuh.